Indonesia Academy Centre Inception Workshop

Indonesia Academy Centre Inception Workshop

Humanitarian Forum Indonesia dan Humanitarian Leadership Academy bersama-sama mengadakan Inception Workshop of Indonesia Academy Centre pada tanggal 22 Februari 2017 pkl 08.30-12.00 WIB bertempat di Hotel Aryaduta, Jakarta. Inception meeting ini bertujuan untuk mendikusikan profil Akademi di Indonesia, serta menyediakan informasi mengenai Akademi itu sendiri, dan tindak lanjutnya di Indonesia serta pertemuan-pertemuan lanjutan. Sebanyak 55 orang dari berbagai kalangan yaitu pemerintah, badan PBB, NGO nasional dan internasional, donor, palang merah, perusahaan, dan akademisi hadir dalam workshop ini.

Workshop dibuka oleh Bpk Tomy Hendrajati selaku Ketua Umum Dewan Pengurus HFI. Kemudian peserta dikenalkan dengan profil Humanitarian Leadership Academy yang dijelaskan oleh Laura Jump dari HLA. Humanitarian Leadership Academy sendiri adalah inisiatif belajar global untuk memfasilitasi kemitraan dan kesempatan kolaboratif yang memungkinkan indiviidu untuk siap siaga dan merespon situasi darurat di negara masing-masing. Nilai utama HLA adalah kolaborasi, berdasarkan kualitas dan dampak, dan relevansi. Akademi beroperasi melalui jejaring global dari centres dan sebuah platform digital bernama ‘Kaya’. Jejaring global tersebut terdiri dari 10 Academy Centres, yang menjangkau 40 negara. Salah satu Academy Centre tersebut akan didirikan di Indonesia, di samping 4 Academy Centres yang telah didirikan yaitu di Filipina, Kenya, Timur Tengah dan Bangladesh.

Setelah Inception Workshop ini, langkah yang akan dilakukan berikutnya adalah tender untuk asesmen kapasitas belajar dan pasar, rekrutmen Direktur, rekrutmen staf inti (Learning Manager, Partnerships Manager, dan Operations Manager)), workshop perencanaan bisnis strategis, dan kemudian peluncuran publik Academy Centre.

Dari diskusi tanya jawab dapat ditemukan bahwa:

  • Kaya menyediakan materi/modul yang dapat diunduh secara offline untuk belajar individu.
  • HLA juga dapat menyediakan pelatihan tatap muka melalui coaching dan mentoring.
  • Sektor swasta juga mendekati HLA untuk dapat mengakses materi/modul bagi staf mereka karena staf, konsumen dan asset mereka terkena dampak bencana, namun karena mereka juga berperan dalam respon bencana dan menjadi bagian dari komunitas.
  • Dalam jangka panjang, HLA ingin bekerja sama dengan asosiasi/kumpulan perusahaan dibandingkan dengan perusahaan individual.
  • Indonesia Academy Centre nantinya tidak didaftarkan sebagai satuan pendidikan formal namun akan didaftarkan sebagai yayasan dan akan berpartner dengan akademi atau universitas.
  • Indonesia Academy Centre tidak mendirikan bangunan pusat pelatihan khusus, sebaliknya akan memiliki 5-15 staf yang akan dihost oleh organisasi yang sudah ada.
  • HLA berkeyakinan untuk tidak menduplikasi inisiatif yang sudah ada. Dalam hal sertifikasi, HLA bekerja bersama Humanitarian Passport Innitiative yang bertujuan untuk merekognisi keahlian diluar kualifikasi formal, namun masih membutuhkan waktu untuk berkembang.

Setelah itu peserta melakukan diskusi kelompok yang membahas inisiatif-inisiatif apa saja yang sudah berkembang di Indonesia, gaps yang ada, tantangan bekerja dalam kesiapsiagaan bencana dan respon, serta ide-ide baru/kesempatan baru.

Workshop ini kemudian ditutup oleh Oliver Lacey-Hall, Head of UNOCHA in Indonesia. Dalam remarksnya, Pak Oliver menyatakan bahwa HLA adalah sebuah manifestasi panggilan perubahan yang kita saksikan dalam World Humanitarian Sumit 2016 dan beresonansi dengan semua lima tanggung jawab kunci World Humanitarian Summit.

Untuk lebih lengkapnya, dapat melihat laporan workshop ini dalam website ini dan www.humanitarianleadership.academy

Share: