Lomba balap membawa kelereng adalah salah satu kegiatan pendampingan psikososial bagi warga yang terkena dampak dari letusan gunung Rokatenda. Sasaran kegiatan ada 3 kelompok, yaitu : kelompok anak-anak, dewasa, dan lanjut usia. Kegiatan psikososial ini diharapkan mampu mengalihkan pemikiran orang dari kesibukan harian yang berkaitan dengan relokasi dan pengungsian sehingga bisa memberikan semangat hidup yang lebih baik dalam menghadapi berbagai persoalan kehidupan yang ada.
Prioritas pertama pendampingan psikososial adalah kelompok rentan yaitu kelompok lansia dan anak-anak. Sehubungan dengan hal ini dilakukan pelatihan untuk pelatih psikososial, Pesertanya adalah tokoh pemuda, perempuan dan guru sekolah karena mereka yang berhubungan langsung dengan penyintas sehingga nanti diharapkan bisa melakukan kegiatan psikososial di lingkungannya masing-masing untuk membangun kebersamaan di antara semua pihak yang ada. Khususnya adalah bagi sesama penyintas yang menumpang pada warga, sehingga diharapkan ketegangan hubungan akan berkurang dan hubungan diantara semua pihak dapat lebih mencair.
Kegiatan pendampingan psikososial dilakukan di Ropa dan Maumere, di 10 titik-titik kumpul penyintas dan diikuti 2.240 orang. Para peserta yang sebagian besar anak-anak sekolah dan anak-anak balita. Rangkaian kegiatan psikososial telah dilakukan di Maumere dan sekitarnya, dan di Kecamatan Maurole, pantai utara Kabupaten Ende : di Transito (6 kali) , di Kilometer Dua (2 kali) , di Nangahure (1 kali) , di Waturia (2 kali) , di kantor bupati lama (7 kali), di Ngalubu-Aewora (4 kali), Mausambi (2 kali), Jitabewa (3 kali), Wailiti (12 kali), dan di Niranusa (3 kali). Kegiatan bersama (2 kali), dan 12 kali menonton film di beberapa tempat di Mauemere.
Kegiatan lain yang dilakukan berupa upacara Natal bersama bagi anak-anak. Kegiatan ini merupakan kerjasama antara Program HFI – Caritas dengan Caritas mitra dari Jakarta, yang merupakan kelompok wanita yang peduli tentang letusan pengungsi Rokatenda. Kegiatan ini kemudian dilanjutkan dengan Perayaan Natal dan perayaan Tahun Baru dengan melakukan kegiatan psikososial 20 kali di 10 tempat , sehingga di setiap lokasi ada 2 kali kegiatan .
Berbagai macam kegiatan dilakukan dalam program ini. Kegiatan untuk kelompok anak-anak lebih ditekankan untuk hiburan selama di pengungsian dengan lebih banyak melakukan permainan antara lain; bermain bola kaki, bola kasti, lomba makan kerupuk, bermain ular tangga, menari, menyanyi, mewarnai gambar serta lomba berenang. Bagi kelompok dewasa, kegiatan yang dilakukan berupa perlombaan tarian Rokatenda dan cerdas cermat pengetahuan seputar Palue. Sedangkan kegiatan untuk lansia lebih ditekankan agar para lansia mendapat hiburan, kegiatan yang diadakan berupa simulasi menyuguhkan siri pinang untuk tamu dan permainan memasukkan gelang kedalam botol.
Pendampingan psikososial tetap berjalan walau program sudah selesai pada bulan Desember 2013. Hal ini dikarenakan banyak relawan dari jaringan Caritas Maumere yang bersedia memfasilitasi kegiatan ini.