Jakarta, HFI Online
Keluarga HFI sebagai inisiator dan penggerak dari kajian kebutuhan bersama bagi masyarakat terdampak (Joint Needs Assessment/JNA) yang diadopsi dari JNA yang dikembangkan oleh Konsorsium Emergency Capacity Building (ECB) merupakan salah satu pendekatan dalam untuk mengatasi persoalan manajemen data dan informasi di tengah situasi kedaruratan bencana yang serba cepat dan dinamis di Indonesia. Pernyataan itu disampaikan Direktur Eksekutif Humanitarian Forum Indonesia (HFI), Surya Rahman Muhammad dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Senin (18/3/2024).
“JNA-HFI sudah mulai di praktikkan dari respons bencana gempa di Pidie Jaya-Aceh pada tahun 2016 hingga hingga gempa bumi di Cianjur-Jawa Barat pada tahun 2022 telah mengalami perkembangan dalam penerapannya, khususnya dalam menyesuaikan konteks jenis ancaman bencana. Meski demikian, perlu kita akui bahwa format pertanyaan JNA dan mekanisme penyelenggaraannya belum sepenuhnya mengintegrasikan kesetaraan Gender dan Inklusi Sosial (GESI) dalam melakukan kajian kebutuhan masyarakat terdampak,” paparnya.
Penerapan GESI pada JNA menjadi sebagai terobosan, sebab menurutnya, ketika masyarakat menghadapi krisis, kerap kali terjadi ketidakadilan sosial dan gender dalam pemberian dukungan kemanusiaan. Penerapan GESI menjadi pendekatan dalam pelaksanaan program kemanusiaan yang diharapkan dapat memberikan perlindungan dan akses yang setara bagi semua kelompok masyarakat, terutama yang paling rentan, sehingga diharapkan tidak ada satu pun warga terdampak yang terlewatkan dalam mengakses bantuan kemanusiaan.
“Dalam situasi bencana atau konflik, perempuan, anak-anak, lansia, dan kelompok minoritas sering kali menghadapi tantangan yang lebih berat. GESI bertujuan untuk memastikan bahwa setiap orang, tanpa memandang gender, usia, difabel, etnis, atau status sosial lainnya, mendapatkan perlindungan dan dukungan yang mereka butuhkan. Integrasi ini bukan hanya tentang keadilan, tetapi juga efektivitas; respons yang inklusif cenderung lebih efisien dan berkelanjutan,” paparnya.
Pada Juni 2022, lanjut Surya, HFI sebelumnya pernah mendapat dukungan dari proyek Homes and Communities (suatu program dari Human Initiative dan Catholic Relief Services) untuk mengadakan lokakarya pembelajaran JNA dan menghasilkan perubahan terhadap format pertanyaan di dalam JNA serta menyusun mekanisme penyelenggaraan JNA sehingga menjadi lebih jelas bagi semua yang terlibat.
“GESI merupakan upaya untuk meningkatkan kesadaran dan sensitivitas, baik secara personal maupun organisasi agar memastikan upaya pemulihan yang efektif dan adil. Tim kaji cepat juga dapat memberikan rekomendasi secara tepat untuk mengatasi berbagai kebutuhan populasi yang terkena dampak, mengurangi ketimpangan gender, serta mengurangi risiko-risiko perlindungan,” imbuhnya.
Berdasarkan kondisi tersebut, lanjut Surya, program USAID-HFI STEADY memfasilitasi penyusunan pedoman dan perangkat JNA Keluarga HFI yang terintegrasi GESI. Menurutnya, pedoman dan perangkat ini akan diinternalisasi ke seluruh anggota HFI agar digunakan saat dilakukannya JNA, atau pada respons bencana.
Adapun kegiatan itu Lokakarya Integrasi GESI ke dalam JNA HFI diikuti 29 orang peserta berasal dari perwakilan lembaga anggota HFI, 1 orang fasilitator dari CRS sebagai Sub-awardee USAID-HFI STEADY, dan tim USAID-HFI STEADY yang dilaksanakan pada 23-24 April 2024 di Jakarta.